Islam sangat memperhatikan
pentingnya ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam kehidupan umat manusia.
Martabat manusia disamping ditentukan oleh peribadahannya kepada Allah, juga
ditentukan oleh kemampuannya mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni. Bahkan di dalam Al Qur’an sendiri Allah menyatakan, bahwa hanya orang
yang berilmulah yang benar-benar takut kepada Allah. Hal ini dinyatakan dalam
QS. 35 (Fathir) : 28.
Allah akan mengangkat
derajat dan martabat orang-orang yang beriman dan berilmu, seperti
difirmankan dalam QS. 58 (Al-Mujadilah) : 11.
Dialog antara Allah dengan
Malaikat ketika Allah mau menciptakan manusia, dan Malaikat mengatakan bahwa
manusia akan berbuat kerusakan dan menumpahkan darah, Allah membuktikan
keunggulan manusia daripada malaikat dengan kemampuan manusia menguasai ilmu
melalui kemampuan menyebutkan nama-nama. Ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
dalam praktiknya mampu mengangkat harkat dan martabat manusia, karena melalui
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni manusia mampu melakukan eksplorasi
kekayaan alam yang disediakan oleh Allah. Karena itu dalam pengembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni, nilai-nilai Islam tidak boleh diabaikan agar
hasil yang diperoleh memberikan kemanfaatan sesuai dengan fitrah hidup manusia.
Kehidupan agama Islam di
panggung sejarah peradaban manusia memiliki arti tersendiri, termasuk dalam
bidang ilmu pengetahuan. Islam memberi warna khas corak peradaban yang
diwariskan Romawi-Yunani yang pernah Berjaya selama satu millenium sebelumnya.
Walaupun pada awalnya karakteristik ini tidak mudah bekerja, karena pengaruh
peradaban Hellenismeyang begitu kuat, namun dalam waktu yang tidak
begitu panjang akhirnya kaum muslimin dapat memainkan sendiri peran
peradabannya yang unik selama beberapa abad. Ilmu dalam Islam berdasarkan paham
kesatupaduan yang merupakan inti wahyu Allah SWT sebagaimana seni Islam murni
yang melahirkan bentuk plastis yang dapat membuat orang merenungkan Keesaan
Ilahi, begitu pula semua ilmu yang pantas disebut bersifat islami menunjukkan
kesatupaduan dan saling berhubungan dari segala yang ada. Dengan merenungkan
kesatupaduan alam orang dapat menuju kea rah Keagungan dan Keesaan Ilahi.
Sebelum Nabi Muhammad SAW
diutus untuk menjalankan dan menyebarkan risalah-nya, sumber-sumber bagi dunia
ilmu pengetahuan hanyalah pengembaraan akal yang dikuasai oleh naluri dan
berbagai nafsu manusia. Dengan berbekal hal ini manusia mengembangkan pemikiran
induktifnya dan kemudian melahirkan karya-karya yang dianggap besar pada
zamannya. Namun demikian pengaruh-pengaruh pemikiran dan mitos masih saja
bekerja dan tak melampaui batas-batas yang telah digariskan.
Turunnya wahyu Allah SWT
kepada Nabi Muhammad SAW membawa semangat baru bagi dunia ilmu pengetahuan.
Ditinjau dari peranan kewahyuan dalam kehidupan manusia, sebenarnya apa yang terjadi
pada diri beliau bukanlah suatu hal yang baru. Para Nabi Allah yang sebelumnya
pernah diutus ke berbagai generasi manusia dalam suatu kurun waktu yang sangat
panjang, namun keunikan ajaran Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW membawa
semangat baru, memecahkan kebekuan zaman. Lahirnya Islam membawa manusia kepada
sumber-sumber pengetahuan lain dengan tujuan baru, yakni lahirnya tradisi
intelektual-induktif. Dijelaskan dalam QS. 41 (Fushilat) : 53.
Al Qur’an menganggap anfus (ego)
dan afaak (dunia) sebagai sumber pengetahuan. Tuhan
menampakkan tanda-tanda-Nya dalam pengalaman batin dan juga lahir. Ilmu dalam
Islam memiliki kapasitas yang sangat luas karena ditimbang dari berbagai sisi
pengalaman ini. Pengalaman batin merupakan pengembaraan manusia terhadap
seluruh potensi jiwa inteleknya yang atmosfernya telah dipenuhi oleh nuansa
wahyu Ilahi. Sedangkan Al Qur’an membimbing pengalaman lahir manusia ke arah
obyek alam dan sejarah.
Al Qur’an melihat
tanda-tanda kebenaran dalam matahari, bulan, pemanjangan bayang-bayang,
pergantian siang dan malam, aneka macam warna kulit dan bahasa manusia, dan
peredaran sejarah di antara bangsa-bangsa. Dinyatakan dalam QS. 3 (Ali Imran) :
140 dan QS. 2 (Al-Baqarah) : 164.
http://syahruddinalga.blogspot.com/2011/10/iptek-dalam-kehidupan-islam.html